Sabtu, 09 Juli 2011

181 Warga Lombok Positif Terserang Malaria

http://b2w-indonesia.or.id/i/note/8ff7a870f64f53cae8b0899412c06ed4.jpg
Sebanyak 181 warga di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat tercatat positif terkena penyakit malaria yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.

"Penderita sebanyak itu berdasarkan data yang kami himpun sejak Januari hingga Juni 2011," kata Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur (Lotim) H Soroto di Selong, Minggu (10/7). Sementara pada 2010 jumlah masyarakat yang terkena penyakit malaria di Lotim mencapai sebanyak 762 orang, tersebar di puluhan desa dan beberapa kecamatan.

"Yang jelas kalau dihitung persentase masyarakat yang terkena penyakit tersebut setiap tahunnya mengalami penurunan," ujar Kadis Soroto. Ia menyebutkan, sementara kalau dilihat dari angka nasional, dari per 1.000 penduduk yang ada terdapat satu yang terkena penyakit malaria. Akan tetapi, Lotim tidak sampai ke arah tersebut.

Melihat perkembangan masyarakat yang terkena penyakit malaria dua tahun terakhir, yakni 2009 yang hanya sebesar 0,08 persen dan 2010 terhitung 0,07 persen, terjadi penurunan yang cukup signifikan. "Ini harus tetap dipertahankan agar tidak mengalami penambahan yang semakin banyak di masyarakat," ucapnya.

Dikatakan, pihaknya terus menerus melakukan upaya penekanan agar penyakit malaria tidak bertambah menyerang masyarakat di Lotim. Ia menambahkan, untuk mencegah agar masyarakat tidak terkena penyakit yang ditularkan oleh nyamuk anoples tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahayanya penyakit malaria.

"Termasuk di dalamnya pemberian kelambu antipenyakit malaria. Kelambu itu bisa digunakan masyarakat selama enam tahun, bisa dicuci beberapa kali dan tidak akan menghilangkan racun yang ada dalam kelambu," katanya. Diskes Lotim juga membentuk kader Pos Malaria (Posmal) yang bertugas untuk melakukan investigasi dan mencari data tentang masyarakat yang mengalami gejala malaria untuk kemudian dilaporkan ke dinas kesehatan agar ditindaklanjuti.

"Ke depannya kami khawatir kalau penyebaran penyakit malaria tidak lagi hanya di wilayah pantai, tetapi bisa mengarah ke wilayah pegunungan. Ini tentunya harus menjadi perhatian bagi kita semua dengan melakukan langkah antisipasi," kata Kadis Kesehatan Lotim Soroto. (Ant/vg/X-12)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar